Halaman

Search

08 Februari 2010

TKW HK Lupa Memberi Minum Anjing Peliharaan Majikannya, Sepatu Melayang !




Salah satu permasalahan yang kerap dihadapi buruh migran adalah tidak sesuainya antara apa yang tertulis di kontrak kerja dengan kenyataan di lapangan. Seperti yang dialami Lusi, BMI asal Blitar, Jawa Timur. Di kontrak kerja, tertulis bekerja memelihara kucing, namun sesampai di HK, ternyata yang dipelihara majikan adalah anjing. Namun Lusi tak berdaya, dia mesti mengerjakan pekerjaan yang membuatnya selalu diliputi ketakutan itu. Bagi BMI, pekerjaan memelihara anjing memang tidak mudah, selain karena faktor hewannya yang kadang galak, juga karena faktor keyakinan. Bahkan majikan di HK itu sangat mencintai anjing, anjing peliharaan diperlakukan layaknya anak nya sendiri. Ikuti kisah duka Lusi berikut ini.
Malang benar nasib Lusi, BMI asal Blitar, Jawa Timur ini. Gara gara lupa memberi minum obat pada anjing peliharaan majikannya, dia harus menerima lemparan sepatu dari sang majikannya. Saat ketemu Memo di kawasan pasar Shau Kei Wan, bekas lemparan sepatu masih terlihat jelas di pipi sebelah kirinya.Lusi menuturkan, dia baru berkerja pada majikan itu baru 5 bulan (masa potongan gaji). Saat di penampungan dulu, di kontrak kerjanya tertulis, tugas utama Lusi adalah merawat kungkung/kakek, membersihkan rumah dan mengurus hewan peliharaan.

‘Dulu, pihak pt bilang jaga kucing, Mbak. Nggak tau nya begitu sampai di rumah majikan, ya..saya kaget, ternyata bukan kucing, tapi 6 ekor anjing. Padahal saya ini paling takut ama anjing. Tapi mau bagaimana lagi. Pas agen yang mengantar saya di rumah majikan, juga ikut mengancam. Katanya saya disuruh kerja yang bener, gak boleh membantah, dan agen juga menyinggung soal utang saya yang sebesar HK$ 21.000. inget itu,” begitu kata agen Mbak,” ungkap Lusi pada Memo.


Lusi juga mengatakan, dia kerap menerima perlakuan kasar dari majikan perempuan, jatah makan yang sedikit. Dan yang sangat mengenaskan adalah saat malam hari. Ternyata Lusi tidak punya kamar. Dia harus tidur di sofa ruang tamu bersama 6 ekor anjing peliharaan majikannya yang besar besar. Dan semua itu nyaris membuat Lusi tidak pernah bisa tidur sepanjang hari. Bahkan kadang kala, Lusi sering terbangun tengah malam, karena harus membersihkan kotoran anjing tersebut. Dan yang sangat parah, anjing anjing tersebut juga sering mengencingi Lusi yang tertidur lelap.
“Anjing anjing itu juga gak punya kandang Mbak, ya tidurnya ama aku jadi satu di ruang tamu, sebenarnya sudah gak tahan, saya khawatir dengan kondisi kesehatan saya sendiri. Mau protes, saya gak ada keberanian, saya juga gak pinter bahasa kantonis, mau komplain gimana ya..lah wong majikan saya juga tidurnya ama salah satu anjingnya,” tambahnya lagi.

Di antara 6 ekor, salah satu anjing peliharaan majikan Lusi, ada yang sakit. Setiap kali sakit, yang beri obat anjing tersebut adalah majikan perempuan. Lusi pun tidak tau menahu, tentang obat apa yang diberikan pada anjing tersebut. Bahkan ia pun tidak memperhatikan, anjing yang mana yang sedang sakit. Karena setiap paginya, sekitar jam 06.00, Lusi harus pergi ke rumah majikannya yang satu, untuk membersihkan rumah orangtua majikan nya itu. Yang letaknya bersebelahan apartemen.

“Saya bangun jam 5 Mbak, setelah saya cucimuka dan sikat gigi, saya harus langsung turun menuju rumahnya Kungkung, karena kalau telat dari jam 6 kungkung pasti marah marah. Ama kungkung olahraga, jalan jalan, dan yamcha(sarapan), kungkung orangnya baik kok mbak, kungkung walau pun sedikit galak, tapi dia sering ngasih saya uang buat beli roti. Setelah yamcha , kepasar, belanja dan bersihin rumahnya kungkung. Kemudian jam 12 siang saya harus balik kerumah majikan saya yang satunya lagi, ngurus anjing anjing itu, karena jam 12 siang, majikan perempuan saya waktunya berangkat kerja,” tambah Lusi.


Saking sibuknya Lusi mengerjakan semua tugasnya yang tidak mengenal waktu itu, tak jarang dia sendiri lupa waktu nya makan. Karena majikan Lusi itu memasang camera pada salah satu sudut ruangan. Jadi mau tidak mau, apa yang dilakukan Lusi dalam rumah tersebut dan gerak geriknya terekam dalam camera tersebut.


“Jam 10 malam saat majikan perempuan saya pulang dan melihat salah satu anjing nya ada yang batuk batuk. Saya yang lagi di dapur nyiapin makan malam untuk dia.Tiba tiba majikan menyeret lengan saya dengan kasarnya terus kepala saya ditonjol, sambil memperlihatkan anjing nya yang batuk itu. Saya sudah minta maaf, kalau saya lupa. Dan saya juga tidak tau obat apa yang harus saya berikan pada anjing itu. Karena majikan tidak ngomong sebelumnya. Saat melihat anjingnya semakin lemas saja, majikan menatap saya dengan tajam, tidak sampai disitu mbak, majikan saya itu langsung mencopot sepatunya, dan melemparkannya ke wajah saya,”

Lusi melanjutkan, “Ndak pa pa mbak, majikan memperlakukan saya seperti itu saya hanya bisa sabar, dan berdoa dalam hati, agar kuat. Yang penting gaji saya full, kungkung juga baik sama saya. Masalah libur yang tidak dikasih, sudah saya catat dalam buku harian, jadi lihat saja nanti. Ini juga saya diajarin mbak mbak yang sudah pengalaman bekerja di HK. Cuma satu yang jadi ganjalan, anjing anjing nya itu mbak, hewan najis. Ya…udah jalanin saja sa’kuat nya aku mbak, sudah nasib,” ujar Lusi mengakhiri pembicaraannya dengan Memo. (uly)

Terpublikasi di Tabloid Memorandum-Surabaya