Halaman

Search

15 Januari 2010

Lagi,Penipuan Terhadap BMI : Jerat Korbannya Dengan Mengaku Kerja di Bank HSBC HK !

(foto Juanto)

Seorang buruh migrant Indonesia (BMI) asal Turen-Malang  yang sudah 6 tahun di HK yang membanting tulang, mengumpulkan dollar demi keluarga tercinta dan anak semata wayangnya biar tetap bersekolah, sekarang harus menelan pil pahit. Seluruh uang tabungannya ludes hanya karena perkenalannya dengan seorang lelaki yang dikenalnya di dunia maya alias chating. Saat menuturkan masalahnya dengan Memo, Minggu lalu,BMI yang bernama Dwi Anggriani ini hanya bisa meratapi nasibnya. Terlihat raut wajahnya penyesalan yang teramat dalam. “ Empat tahun  yang lalu saya itu bener bener gak tahu dunia luar Mbak, selama itu saya sama sekali gak ada libur, tapi walau begitu majikan menggantinya dengan uang, segala keperluan saya semuanya dibelikan majikan, gaji saya utuh, ditambah tempat saya juga jauh di Sheng Shui untuk ke Causeway Bay,  selain jaraknya yang cukup jauh, biayanya pulang pergi bisa sampai HK$ 100. Makanya gak heran selama 4 tahun itu saya bisa ngumpulin uang untuk bangun rumah di kampung,’’ ujarnya Dwi.



Karena orang jompo yang dirawat Dwi meninggal dunia, dan majikannya sudah tidak membutuhkan tenaganya, ia memutuskan untuk mencari majikan baru lagi. Dengan bekal finish kontrak,  tak sulit untuk Dwi mencari majikan lagi ditambah dengan gayanya yang kalem,  belum 2 minggu Dwi sudah mendapatkan majikan di daerah Hang Fa Chuen.


“Di majikan yang kedua ini saya senang Mbak, lagi lagi dapat majikan baik, saya mengasuh anak dan bersih bersih rumah. Dan di majikan ini pula hak hak libur saya seperti libur mingguan dan tanggal merah saya memperolehnya, soalnya kalau minggu kan majikan saya juga libur, makanya saya dikasih libur,’’ kata Dwi.


Seringnya libur tiap Minggu dan juga tanggal merah, membuat banyak perubahan pada Dwi. Ia jadi sering bertemu dengan teman teman nya saat di penampungan dulu. “Ketemu teman lama siapa seh yang gak senang,  iya to mbak ? ngeliat teman teman yang lain kalau libur pada cantik cantik dan pada chatingan ama cowok cowoknya di tanah airlah, ada yang di Korea, Jepang, membuat saya penasaran Mbak. Makanya saya minta tolong teman untuk buatin id yahoo agar bisa seperti mereka ber-chatingria. E e setelah bisa chating, saya malah kecanduan,’’ ungkapnya menyesal.


Berselancar di dunia maya, membuat Dwi berkenalan dengan seorang laki laki yang mengaku asal Jalan. Kali Kepiting its No 18 Surabaya , yaitu Juanto Joan atau nama lengkapnya Juanto Sri Prasbasworo,(dengan alamat id yahoo jntjoan). Dari perkenalan itu membuat Dwi dan Juanto langsung akrab. Tiap Minggu ketemu di dunia maya, Juanto banyak curhat pada Dwi tentang seputar rumah tangganya yang tak bahagia dengan istrinya. Apalagi saat perkenalan dulu Juanto mengaku karyawan bank HSBC yang ada di Hong Kong makin membuat Dwi kesengsem. Ia membayangkan lelaki kenalan barunya adalah seorang yang bonafit dengan masa depan cerah,  sehingga ketika suatu hari Juanto mengungkapkan isi hatinya, Dwi menerimanya dengan senang hati.


Wong e sopo Mbak seng gak senang, dapat kenalan terus ngajak seriusan, jujur saja saya juga lagi cari jodoh, setelah dicerai ama suami. Apalagi Juanto juga paham selak beluk Hong Kong, katanya dia 3 bulan sekali ke HK, dan dia juga punya rumah di Admiralty, pokoknya dia (Juanto) tahu keadaan di HK, makanya saya yakin waktu itu. Apalagi saya dikenalin ama kakak perempuannya namanya Maya, ternyata Maya itu istri ketiganya yang dulu juga pernah kerja di HK. Mereka bersengkongkol jadi penipu. Duh.. Gusti ! Nyesal rasanya Mbak, tapi piye maneh,” ujar Dwi.


Diakui Dwi, di awal perkenalan dengan Juanto, lelaki ini sudah nyingung nyinggung masalah uang. Namun ia tidak berfikir lebih jauh akan dijadikan sasaran penipuan. Waktu itu, karena merasa sudah saling kenal dan Juanto nadanya serius hendak membangun rumah tangga, maka Dwi tak sempat curiga. Terlebih, uang yang
dipinjam Juanto, katanya akan dipakai untuk bayar rumah sakit karena anaknya diopname.

“Saya kirim langsung HK$ 10.000 (kalau di rupiah in ya sekitar 13-15juta), apalagi dia akan berjanji mau mengembalikan uang itu, dan dia juga minta nomor rekening keluarga saya dan berjanji mentransfer uang itu. Tapi apa Mbak,  ditunggu tunggu, uang itu gak ada, nggak dikembalikan.  Itu baru uang mbak, sepuluh ribu Hongkong dollar, belum ditambah pulsa pulsanya, kalau aku hitung semua total ada limabelas Hongkong dollar,” jelas Dwi. 


“Tak hubungi nomor hapenya, sudah tidak aktif, begitu juga dengan nomor kakak perempuannya yang ternyata bajingan juga. Tapi masalah ini sudah saya laporkan pada keluarga, jadi saya sedikit tenang. Keluargaku yang akan mengurusnya, kalau perlu akan saya bawah ke kantor polisi,  biar tidak ada korban lagi,” ujarnya.


Dwi pun akhirnya baru sadar betapa lihainya Juanto dalam menjalankan aksi tipu-tipunya. Lelaki itu seolah-olah tahu seluk beluk Hong Kong, padahal ternyata itu hanya bualan semata. Penipu itu tahu seluk beluk Hong Kong karena diberitahu perempuan komplotannya yang ternyata juga pernah kerja di HK.  “Pantes ae Joan itu tahu seluruh Hong Kong, wong ternyata dikasih tahu sama istrinya yang namanya Maya itu! Suami-istri sekongkol cari makan dengan menipu, amit amit deh Mbak, untuk teman teman yang lain hati hati dengan Joan!,’’ pungkas Dwi. (uly)





(BMI Sangat Rawan dengan penipuan)

Terpublikasi di TABLOID MEMORANDUM-Srby # 131