Berawal dari keinginan bersama untuk mempererat tali silahturahmi antar sesama buruh migrant Indonesia (BMI) di Hong Kong, sejumlah buruh migran mendirikan wadah yang diberi nama Al-Karim, Agustus 2008 lalu. Langkah itu sekaligus sebagai jawaban atas kekhawatiran dan rasa keperihatinan melihat semakin bebasnya teman-teman BMI di HK. “Al-Karim ini dibawah naungan organisasi/jama’ah Ar-Rohma-HK,” ujar Sri Mutmainah, ketua Jama’ah Al-Karim. Menurut Sri, jama’ah Al-Karim berdiri tepatnya tgl 28 bulan Agustus 2008. Dengan visi dan misi, menyiarkan agama Islam, membentengi diri dengan belajar akidah Islam, menjalin dan mempererat tali silahturahmi antar sesama BMI dan seluruh organisasi Islam yang lainnya yang ada di HK, dan juga mempertahankan ukhuwah Islamiyah.
Setiap akhir pekan, hari Minggu anggota Al-Karim yang berjumlah kurang lebih 70 orang ini selalu berkumpul dan mengadakan kegiatan, bertempat di markas North Point. Kegiatan Al Karim meliputi, pengajian, baca Al qur’an, baca yasin dan baca tahlil, sholat berjamaah, arisan dan juga pengumpulan sadekah.
Nama Yusdika memang tidak asing lagi bagi anggota jama’ah Al-Karim. Ia adalah eorang bocah berumur 12 tahun yang beralamat di Dusun Plosokerep RT.04/07 Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang yang sejak kecil menderita penyakit aneh. Yusdika mengidap penyakit kelainan kulit (dari atas kepala sampai ujung kaki, kulitnya bersisik keras dan berwarna hitam). Belum lagi kondisi ekonominya yang memprihatinkan. Semenjak kecil Yusdika ditinggal oleh Bapaknya, sehingga Yus hanya bersama ibu yang dengan tabah terus berupaya mencari kesembuhan penyakit anak lelakinya itu.
Pengumpulan sadekah oleh jama’ah Al-Karim dan teman teman BMI yang lainnya, untuk saat ini lebih fokus diberikan kepada Yusdika tersebut, karena keluarga Yusdika orang tidak mampu, dan benar benar membutuhkan biaya untuk berobat.
Kondisi Yusdika memang memprihatinkan. Setiap berobat keluarganya harus mengeluarkan uang sebesar kurang lebih lima ratus ribu rupiah. Obat dan salep yang didapat dari dokter, sedikit bisa mengurangi rasa panas di tubuhnya, apalagi setiap sisik sisik tersebut mengelupas dari kulitnya, Yusdika harus menahan rasa perih yang teramat, karena panas.
Sri tak lupa mengingatkan teman-teman BMI di HK, perkumpulannya terbuka untuk menerima anggota baru. “Buat teman BMI yang lainnya, yang ingin bergabung dengan jamaah Al-Karim, mari gabung, kami buka tangan lebar lebar. Bersama kami belajar, agar bisa membentengi diri dan tidak salah jalan,’’ pungkas Sri.(uly)
(Foto Jamaah Al-Karim Hongkong)
Terpublikasi di TABLOID MEMORANDUM-Srby # 131