Tentu saja kebanyakan anggota Bohusami adalah penganut Kristiani. Selain melakukan ibadah bersama mereka juga melakukan berbagai kegiatan kesenian. Kegiatan seni yang mereka ikuti tidak hanya di ke-gereja-an saja, anggota Bohusami juga berpartisipasi di beberapa acara organisasi BMI (Buruh Migran Indonesia).
Yang menarik, anggota Bohusami tidak hanya penganut agama Kristen, namun ada juga beberapa anggota yang beragama Islam. Mereka bergabung karena berasal dari daerah yang sama dari Sulawesi Utara. Terlihat keakraban yang terjalin diantara anggota perkumpulan Bohusami, di saat beberapa anggota yang beragama Kristen melakukan ibadah bersama, anggota yang beragama lain juga sabar menunggu sampai anggota lain selesai melakukan ibadah.
Perbedaan agama tak menjadi halangan bagi mereka berkumpul, melakukan kegiatan bersama. Kebersamaan begitu terlihat di saat para anggota berlatih dan menari bersama dalam gerakan tari poco-poco bahkan berlatih drama untuk persiapan acara perayaan Natal 25 Desember mendatang.
Sekarang jumlah anggota Bohusami kurang lebih 100 orang, yang masing-masing anggota kebanyakan berasal dari kota Manado. Rasa kekeluargaan sangat terasa disaat hari libur tiba, berkumpul dengan teman, saling berbagi pengalaman adalah cara untuk menghilangkan kejenuhan bagi anggota Bohusami.
"Yang penting kita melakukan kegiatan positif, jangan sampai terjerumus hal-hal yang merugikan, kita jauh dari keluarga harus saling rukun dengan teman sesama buruh, kami di Bohusami tidak membedakan agama satu dengan yang lainnya, kan tujuan kita sama," ujar Icha, salah satu anggota Bohusami panjang lebar. (Adp)
* Terpublikasi di Tabloid Memo # 127