Halaman

Search

07 November 2009

Musik Dari taiwan

Satu lagi karya anak bangsa di tanah perantauan tepatnya di Taiwan yang patut diacungi jempol. Dengan segala keterbatasan waktu, karena kerja ikut orang dan jarak diantara mereka yang saling berjauhan tak menghalangi mereka untuk berkarya seni, khususnya bermusik. Mereka membentuk sebuah grup musik yang mereka namakan Eyeshadow Band dan Bollo Band.

Bollo Band sendiri memiliki arti “Semuanya adalah sahabat”. Inspirasi utama kelompok ini berasal dari salah satu personilnya yang bernama Sari (vokalis), dimana ia adalah seorang pengantin asal Indonesia yang menikah dengan warga Taiwan. Namun sempat mengalami kekerasan dalam rumahtangga. Sari yang mengalami kisah sedih ini, tidak putus asa, ia malah bersama dengan Bollo Band, menggunakan musik untuk mengobati sakit hati dan keluar dari bayang-bayang kehidupan silam.

Anggota Bollo Band sendiri mayoritas adalah TKI yang berada di Selatan Taiwan, dengan jumlah anggota 9 hingga 15 orang. Jumlah mereka untuk berkumpul memang tidak tentu, karena tidak barengnya mereka mendapat jatah libur. Maka bisa dimaklumi kalau kelompok band ini sering mengalami pergantian personil.

Namun seiring dengan semangat mereka, maka Bollo Band juga telah mendapatkan hati di kalangan para TKI di Taiwan. Bahkan pada bulan Agustus lalu Bollo band terpilih mewakili Indonesia dalam ‘’Bitan Music Festival 2009’’ yang diselenggarakan tepat didepan sungai Bitan. Ajang itu diikuti oleh pekerja asing dari Filiphina, Thailand, Nepal, juga Vietnam.

Dalam satu kesempatan Sari mengatakan, “Dengan musik dan tari, saya mengajak Bollo Band untuk memberikan hiburan bagi para perantau Indonesia di Taiwan untuk tetap semangat, tegar karena hidup di negeri orang.”

Sungguh sebuah kelompok musik yang yang hadir dengan latar belakang seorang BMI yang penuh dengan pengalaman pahit. Namun, memberikan makna arti yang mendalam bagi setiap insan manusia.

Eyeshadow Band
Eyeshadow atau ‘Bayangan Mata’, sekelompok anak muda, yang dimotori oleh empat orang yaitu Dian, Dani, Edi dan Onot. Mereka adalah Tenaga Kerja Indonesia yang mengais dollar Taiwan. Di sela waktu liburnya mereka mencoba mengisi dengan kegiatan positif, yaitu bermain musik.

Awal mereka membentuk Band ini secara tidak sengaja, disaat libur mereka kerap bertemu dan nongkrong bareng, dan akhirnya sepakat untuk menjajal kemampuan mereka dalam bermain alat musik.

Dengan sebuah harapan dan cita cita besar, dan tak kenal menyerah, akhirnya tahun 2006 terbentuklah Band ini. Di sebuah ruang kecil dan bangunan tua yang bernama ‘’Studio Lantai Lima’’ yang berada di kota Xindian-Taipei City, Taiwan. Studio tersebut telah melahirkan ratusan TKI yang berpotensi, seperti Herduleg Band, Matrix Band, Kelana Band, Postland Band, Jakarta Band, Peace Band dan sebuah team sepakbola tersohor yaitu Samudera FC, yang telah banyak berkiprah di kompetisi sepakbola antar Negara di Taiwan.

Eyeshadow Band kerap mengisi acara acara yang digelar oleh organisasi buruh migrant Indonesia di Taiwan dengan menggusung aliran musik pop. Mereka mencoba menghibur semua orang, khususnya adalah para buruh migrant Indonesia yang ada di Taiwan .

Dengan segala keyakinan, dan semangat yang luar biasa, pada tanggal 30 Januari 2009, Eyeshadow telah kelar merampungkan album perdana mereka yang bertajuk ‘’Jejak Langkah Anak Bangsa.” Album tersebut berisi 10 lagu yang mereka garap dengan sempurna, dan memakan waktu yang lama. Lagu yang sangat sederhana dan lirik yang penuh perenungan, gelisah kerinduan yang melelahkan sebagai pekerja yang hidup di tanah perantauan. Setiap bait lagu yang menampilkan perasaan para personil Eyeshadow teruntuk orang orang yang mereka cintai. Dan album tersebut akan serentak diedarkan di tiga negara, yakni Taiwan, Hong Kong dan Macau.

“Kami masih belum apa apa, dan masih banyak kekurangan disana-sini, tapi kami akan terus belajar. Kami ingin membuktikan sebagai anak bangsa, walau di tanah perantauan, tidak pernah putus asa dalam menggapai mimpi hingga berani mewujudkannya.

Dengan segala keterbatasan yang kami punya, kami ingin menunjukkan pada dunia, menggugah semua kalangan, bahwa kami para buruh migrant Indonesia bukan puing yang berserakan, dan tidak pantas dipandang sebelah mata, akan tetapi kami adalah kumpulan berlian yang berkilau,’’ ujar mereka kompak.

Dengan ‘’Jejak Langkah Anak Bangsa’’ Eyeshadow Band ingin mengajak semua kaum buruh migrant Indonesia dimana pun berada, untuk berteriak dengan lantang… bahwa kita bukan kaum yang tersisih tapi, kita adalah kaum buruh migrant yang mempunyai kemampuan dan potensi sebagai aset negara yaitu Indonesia.(uly/holiday)

Tabloid Memo