Mengalirkan perih teramat wangi
Lalu rintih pilu larut bersama waktu
Mengelupas kulit mulus memburaikan rasa
Kudengar jeritmu saat bulan masai menyaksi
Namun angin juga tak membawa berita
Tangismu kau jubahi tawa canda gelora
Hanya mata yang menerawang menembus cakrawala tinggi
Lalu fajar pagi menfatwakan jelaga kebenaran
''manusia yang berbahagia tidak gampang terhina
Sebab sumber kebahagiaan adalah damai hati dan jiwa tenang
Semua mencari damai dan tenang
Karena keduanya adalah ghodam bagi hantu kenestapaan
Dan mengusir jauh kedengkian angkara
Manusia bijak tidak pernah dengki....''
Mutiara berkilau indah
Adalah lahir dari kerang
Namun hanya kerang terlukalah yang melahirkan mutiara
Dan kepahitan melahirkan kekuatan
Hingga semenjulang menara
Dalam waktu menggurun pada matamu
Terlihat kedamaian danau dipinggiran desa
Terlihat ketenangan Sang Brahmana Suci
Kesejukan embun kilau yang menetes didaun daun
Kebahagiaan mentari remaja
Permataku embun pagi hari Ayah Bunda
Yang tiap tetes adalah abadi ceria
Rembulan pada musim semi
Wangi....''
Depok , pada ketenangan jelang malam , senin 07 Des 2009
Untuk saudara dihatiku : Uly
Widhi Hardiyanto Soebekti