Halaman

Search

15 November 2009

Dukun Palsu Berulah, Seorang BMI HK Tertarik Uang Ghaib, Gaji Dua Bulan Amblass !!

Iseng-iseng yang dilakukan Mafa (27) malah berbuah fatal. Gara-gara menuruti rasa penasaran, dan ini mendapatkan uang dalam waktu singkat, uang gaji dua bulan pun raib seketika. Mafa tertipu dukun palsu yang pasang iklan di salah satu majalah Indonesia yang beredar di Hong Kong. Penyesalan memang datangnya selalu terlambat. Akhirnya hanya umpatan dan segala caci maki keluar tanpa henti dari mulut BMI HK asal Wlingi Blitar Jawa Timur ini.

Disaat hatinya sedang kalut karena keluarga di Indonesia membutuhkan biaya, karena adiknya mengalami kecelakaan sepeda motor, Mafa pun berpikir keras mendapatkan uang tambahan. Di saat yang sama ia pun ingat bunyi iklan di salah satu majalah terbitan Surabaya yang juga beredar di Hong Kong. Iklan tersebut menawarkan penggandaan uang dalam waktu singkat atau biasa dikenal uang ghaib.

Saat menerima gaji. Mafa bukannya langsung mengirimkan untuk keluarga di rumah. Ia malah mencoba-coba memasukkan ke rekening bank seorang dukun yang mengaku dari Situbondo Jawa Timur. Mafa sendiri seperti kerbau dicosok hidungnya saat si dukun meminta mahar (uang untuk syarat) sebesar 4 juta. Uang gaji sebesar HK.$3580 (Rp. 4 juta empat ratus) yang sejatinya ia sisihkan untuk melunasi hutang kesalah satu temannya dan sisanya akan dikirimkan keluarga, harus raib tak berbekas. Mafa tidak menyadari jika telah diperdaya oleh dukun yang mengaku sebagai pewaris ilmu sakti dan bisa melunasi hutang dengan menggadakan uang ghaib.

Kecerobohan Mafa yang kini jadi pembicaraan seru di kalangan BMI HK ini membuat siapa saja menggelengkan kepala. Betapa tidak, di saat adik laki-lakinya menunggu kiriman uang untuk biaya rumah sakit, tapi uang kiriman yang ditunggu malah masuk ke nomor rekening dukun pengganda uang.

Keisengan Mafa berawal dari adanya pembagian sim card gratis yang sudah terisi pulsa sebesar HK.$ 25. Tanpa berpikir panjang, Mafa mengirimkan beberapa SMS ke nomor telepon yang terpasang di rubrik iklan sebuah majalah. Tanpa disangka, SMS Mafa mendapatkan balasan dari salah satu pemasang iklan yang mengaku dari Lembaga Pusaka Hikmah Nusantara "NURUL HIKAM" Situbondo Jawa Timur. Orang yang mengaku dukun ini juga meyakinkan Mafa, bahwa orang tersebut mempunyai kekuatan ghaib dan bisa menggadakan uang. Syarat yang diajukan dukun tersebut juga tidak sesulit yang Mafa bayangkan. Mudah dan tanpa banyak syarat yang harus dipenuhi.

Mendapatkan jawaban yang sangat menjanjikan, membuat Mafa lupa diri dan hanya bisa membayangkan uang ratusan juta cepat berada di tangannya. Tanpa berpikir panjang, Mafa menelepon si dukun dan bertanya, "Jika saya mengirimkan mahar 4 juta, uang ghaib yang digandakan menjadi berapa ratus juta Pak?"

Mendapat pertanyaan dan respon dari si korban, sang dukun sakti langsung menjawab bahwa uang akan berubah menjadi 100 juta dalam hitungan 20 menit dan sudah bisa diambil dari bawah bantal si pengirim mahar. Mendapat jawaban yang sangat meyakinkan dari si dukun, membuat Mafa gembira tak terkira. Tanpa berpikir dua kali,

setelah mendapatkan uang gaji pada Minggu (1/11), Mafa mengirimkan uangnya kenomor rekening: 009001021363507 atas nama Abdullah Lutfiyanto di Bank BRI Cabang Situbondo. Jumlah uang yang dikirimkan sebagai mahar awal sebesar HK.$ 3325 (Rp. 4.086.425).

Setelah uang terkirim kenomor rekening si dukun yang mengaku mempunyai nama KH.M. MAS IMAM SYAFE'I, Mafa menunggu hasil dari penggandaan uang ghaib yang telah disepakati oleh mereka. Setelah hampir satu jam menunggu tanpa hasil, membuat Mafa penasaran dan mulai curiga karena tidak adanya perubahan dibawah bantalnya. Mafa juga mencoba bertanya dengan mengirimkan SMS, dan jawaban si dukun membuat Mafa semakin curiga. Balasan SMS yang dikirim oleh nomor hp:081.336700111 berbunyi, "Ass.hslnya sdh selesai tp ada kendala hsl yg km dpt melebihi kesepakatan awal hsl yg km dpt senilai 250 jt. Ini tidak bs km krm ke rek anda karena biayanya tidak sesuai. jika 250 jt biayanya 8,8 jt jadi kekurangan 4,8 jt. Dan kamu sudah coba kirim sesuai biaya yaitu 100 jt, tapi tetap tidak bisa, jadi kamu dapat pesan dari gaib, biaya harus ditambh bru semua bisa terkirim dalam 20 menit."

Begitulah bunyi SMS yang dikirimkan si dukun, Mafa pun tidak bisa berbuat banyak selain menelepon si dukun dan mengeluh, darimana mendapatkan uang sebesar itu karena uang gaji sudah terkirim semua untuk mahar awal. Tetapi akal licik si dukun bisa menuntun Mafa untuk berbohong kepada majikannya dan berdalih membutuhkan uang untuk biaya pengobatan adiknya.

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Mafa meminjam uang kepada majikannya sebesar HK.$4000. Keanehan sempat dirasakan Mafa, selama bekerja hampir 3 tahun, majikan terkenal pelit dan perhitungan. Jangankan pinjam uang empat ribu, empat ratus saja tidak dikasih, batinnya dalam hati. Namun saat itu, beda sama sekali. Tanpa banyak alasan, majikan langsung memberi uang pinjaman kepada pembantunya tersebut. Dan tepatnya hari Rabu, (4/11) uang sebesar Rp 4.800.000 telah terkirim sebagai mahar kedua kepada sang dukun.

Setelah merasa melunasi mahar yang diminta si dukun, Mafa dengan hati berdebar menunggu datangnya uang ghaib sebesar 250 juta tersebut. Dengan tidak sabar Mafa menghubungi si dukun, namun telepon tidak aktif lagi, di- SMS berkali-kali pun tidak ada balasan. Disaat itulah Mafa tersadar, bahwa dirinya telah tertipu si dukun. Lemas lunglai seluruh tubuh perempuan mungil ini. Dengan gemetar, tangannya membuka kembali dua lembar kertas tanda bukti pengiriman uang yang telah terkirimkan sebanyak dua kali dengan jumlah total Rp. 8.000.800,00 (delapan juta delapan ratus rupiah) tersebut.

"Aku tertipu! Aku kena gendham, bajingan! Keparat! Kubakar hidup-hidup kamu dukun palsu! Dukun makan uangnya babu!" tak henti-hentinya caci maki dan teriakan Mafa sebagai pelampiasan kemarahannya.

Mafa tidak bisa berharap banyak atas kasus yang menimpanya, apakah ada pihak berwajib yang dengan suka rela bersedia membekuk dukun jadi-jadian tersebut. Karena selama ini sudah sering terjadi penipuan yang dilakukan dukun palsu yang memasang iklan di media Indonesia yang terbit di Hong Kong.

Ada beberapa BMI Hong Kong yang mengalami kasus serupa, dan berusaha meminta bantuan pada pihak berwajib yang ada di Indonesia, namun ujung-ujungnya pihak tersebut juga minta kiriman uang untuk ongkos perjalanan yang sebenarnya bisa dikategorikan suap itu. (Adp)

(Tabloid Memo #122)