Halaman

Search

03 November 2009

Dianggap Gila , BMI Di-PHK


Ini kabar sedih sekaligus menggembirakan tentang perjalanan “karir” seorang buruh migran Indonesia (BMI) di Hong Kong. Adalah Rini (21), buruh asal Ponorogo, Jawa Timur. Betapa tidak sedih, baru 5 bulan bekerja di Hong Kong, ia dipecat majikan dengan alasan yang terkesan sangat mengada-ada, dianggap gila. Namun justru dari pemecatan itu, Rini bersyukur karena terbebas dari beban berat pekerjaan yang memang tidak sesuai dari kontrak kerja dan Rini pun kini telah mendapat majikan baru.
“Terus terang saya tidak terima dianggap gila. Memang, beberapa hari sebelum saya dipecat, majikan selalu mencari-cari kesalahan saya. Seakan-akan apa yang saya lakukan selalu salah,” tuturnya.


Masih menurut Rini, sebenarnya gara-gara masalah sepele ia dianggap gila. Saat itu, Senin (19/10), Rini mencuci pisau pemotong buah sambil bernyanyi. Entah lantaran hal itu atau bagaimana, majikan langsung menyuruhnya mengemasi semua barang-barang miliknya, dan mengembalikannya ke agen. Rini kaget karena tidak ada alasan yang masuk akal. Dengan perasaan berat, ia pun meninggalkan majikan dan pulang ke Oriental Employment Agency.

Menyikapi masalah ini, masih menurut penuturan Rini, Agen Oriental terus membantu dan berusaha menyelesaikan kasus yang dialaminya, hingga mantan majikan Rini mau memberikan semua hak yang harus diterima Rini. Karena hingga saat ini, majikan yang memecat Rini belum memberikan uang tiket, dan sebulan gaji yang menjadi hak Rini. “Bahkan mantan majikan saya mengancam, tidak akan membelikan tiket kalau saya tidak langsung pulang ke Indonesia. Pada intinya dia tidak ingin saya tetap bekerja di Hong Kong,” ungkap Rini.

Rini mengaku pekerjaannya ikut majikan Ciu Ying di kawasan Sai Ying Pun sebenarnya cukup berat. Saban hari ia harus merawat 3 anak, 4 orang tua, dan seorang bayi. Apa yang ia kerjakan tidak sesuai dengan kontrak yang ia tandatangani. ”Saya juga harus merawat keluarganya dari daratan China yang tinggal serumah dengannya. Bahkan bayi umur 4 bulan yang harus saya rawat itu, sebenarnya anak dari adik majikan,” imbuhnya.

Rini menyatakan pasrah dengan kejadian ini, tapi ia bersyukur tiga hari setelah dipecat, ia sudah mendapatkan majikan baru. “Saya berusaha mengambil hikmah dari kejadian ini, semoga majikan baru saya lebih baik dari majikan sebelumya,” ungkapnya pasrah. (ann)

TabloidMemo